Luntang - Lantung Di Negeri Orang (Malaysia) part 1

by - Saturday, August 24, 2013

*sebenarnya nggak terlalu luntang - lantung banget sih, cuma si chai-nya aja yang terlalu berdramatisir menceritakannya* #ketokpakepanci

Bagi saya, melakukan sebuah perjalanan itu tidak penting seberapa jauhnya saya sudah melangkah untuk menuju suatu tempat. Tapi, menikmati sebuah proses perjalanan itu lah yang terpenting yang harus saya nikmati untuk mencapai suatu tempat tersebut. Selalu ada cerita tersendiri yang membuat saya senyam-senyum, cengar-cengir dan ketawa-ketiwi setelah sepulang dari perjalanan ke suatu tempat. Sungguh TUHAN pembuat skenario kehidupan yang terbaik untuk hambanya.

Lebaran kedua kemaren (09/08/2013), saya dan ketiga teman saya berkunjung ke Malaysia selama 4 hari. Rencana saya dan teman2 mau ke Malaysia sudah berkoar-koar satu bulan sebelumnya, tapi kami masih tarik ulur untuk bernegosiasi masalah waktu, budget dan tempat tujuannya mau kemana. Ada yang alasan keberatan lah kalo pergi dilebaran kedua karena masih mau berlebaranan bersama keluarga. Ada yang alasan ini, itu dan lain sebagainya. Sampai suatu ketika mereka bersedia mengikuti keberangkatan yang telah saya jadwalkan. *teman-teman yang labil*

Sebenarnya, tujuan awal saya pengen berkunjung ke Pulau Penang - Malaysia melalui jalan darat dari Johor Bahru - Malaysia. Tapi karena masalah budget dan waktu libur kerja kami yang terbatas. Jadi diputuskan untuk maen kedaerah sekitaran KL saja. Kami melakukan perjalanan ini dengan santai dan tidak  mau terburu-buru dikejar oleh waktu. Maksudnya, kami memang sudah merencanakan akan berkunjung ke suatu tempat nantinya di KL tapi tidak terbatas oleh waktu. Kalo sudah bosan ditempat itu yah pergi lagi ketempat tujuan selanjutnya. #woles

Banyak kejadian2 yang ajaib diluar ekspetasi kami selama diperjalanan. Dan alhamdulilah bisa pulang kerumah masing2 dengan selamat. :-)

Baiklah, saya akan menceritakan pengalaman perjalanan kami dari hari pertama sampai hari terakhir.

*disimak baik2 chai-readers*

- Hari Pertama, Jumat (09/08/2013)

Sebelum hari H keberangkatan, teman saya sudah mengecek harga tiket kapal ferry dari Pelabuhan International Batam Centre ke Pelabuhan Stulang Laut - Johor Bahru seharga Rp.380.000 (PP) dan akan dikenakan pajak sebesar RM. 15 pas waktu mau pulangnya ke Batam.

Tiket tidak bisa dipesan lebih dulu beberapa hari sebelum  hari H keberangkatan, jadi kita hanya bisa beli tiket langsung untuk hari itu juga. Dan alhamdulilah kami dapat tiket jam delapan pagi, tapi karena orang Indonesia banyak yang melancong ke negeri tetangga jadi antrian ke imigrasi untuk cap passportnya cukup puanjang. Jam setengah delapan kami masih terjebak antrian diluar pintu masuk boarding pass.

Tips : 

Sebenarnya, kalo kita masih terjebak diantrian yang puanjang banget untuk masuk boarding pass-nya. Dan jam keberangkatan kapal kita mepet sebentar lagi mau berangkat, kita boleh lho keluar dari antrian tersebut dan maju ke depan untuk ngomong ke petugas penjaga boarding pass-nya kalo kapal kita sudah mau berangkat. Pasti kita akan diprioritaskan untuk masuk dan mengantri ke bagian imigrasinya.

Karena kami tidak tahu menahu tentang tips diatas, yah ketinggalan kapal lah... #tepokjidat

Kami baru bisa lolos dari imigrasi untuk dicap passportnya jam setengah sembilan pagi. Sedangkan kapal berangkat jam delapan pagi. Dan kami kira kapalnya masih menunggu penumpang yang mengantri diluar sana. Eh, tahunya kami ditinggal begitu saja. -___-"

Tanya sama petugasnya, kami harus ganti boarding pass untuk jam berikutnya. #tekdungces

Aimak, harus keluar dan mengantri lagi. #kakikeram

Tenang, ternyata kami diberi jalur khusus untuk keluar tanpa harus berdesak2an sama penumpang yang lagi mengantri. Dan setelah kami berada diloket penjualan tiket kapalnya... Jam keberangkatan selanjutnya itu jam sembilan, yang mana jam sembilan itu sudah penuh SODARA-SODARA. Kata petugas tiketnya, coba ke loket sebelah untuk melihat jadwal keberangkatan kapal yang lainnya. Siapa tahu mereka masih ada yang jam sembilan.

Sudah tanya loket kiri kanan mereka cuma ada jadwal keberangkatan untuk siang hari. Paling cepat dari jadwal jam sembilan itu yah jam dua belas siang.

Mau tak mau kami harus mengambil jam keberangkatan segitu... Karena tidak ada pilihan lain, padahal sebelum jam tujuh pagi tadi kami sudah datang dan mengantri untuk membeli tiket dipelabuhan International Batam Centre. Kalo tidak diambil maka jadwal keberangkatannya makin ke sorean lagi.

Karena passport kami sudah dicap sama petugas imigrasi, jadi waktu mau masuk boarding pass untuk kedua kalinya kami tidak harus mengantri lagi. Tinggal bilang ke petugasnya kalo kami tadi yang ketinggalan kapal dan mau masuk untuk menunggu kapal jam dua belas siang. Padahal jam ditangan kiri saya masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Dan petugasnya pun mempersilahkan kami masuk melewati jalur khusus tanpa mengantri. :-)

Sebenarnya, jadwal keberangkatan kapal kalo dihari normal (bukan dihari libur besar keagamaan) berangkatnya setiap satu jam sekali. Karena kami berangkat masih suasana lebaran yah jadwal keberangkatannya jadi berubah tidak sesuai dengan yang tertera jadwal ditiket. Mungkin karyawannya banyak yang ambil cuti jadi  kapal yang berangkat dikurangi.

Yah, begitulah SODARA-SODARA cerita petualangan kami yang baru dimulai....

Untung aja kami belum pesan tiket bus secara online dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur. Jadi, tidak bakalan rugi kalo ketinggalan bus. Cuma tinggal menyesuaikan jadwal keberangkatan bus berikutnya kalo sudah sampai di terminal bus larkin - Johor Bahru...

Bagaimana kisah petualangan kami selanjutnya.... 

*TO BE CONTINUED*

*Si chai dadah-dadah didalam kapal ferry*


You May Also Like

5 comments

  1. Uhueeeeekk, teganya bg Chai bilang kami teman2 yg labil #nangisdipojokan
    Ditunggu cerita selanjutnya yaaaaaa..

    ReplyDelete
  2. ah photo nko ajeee poen yg nampang... kami maneeeeeeeeeeeeee

    ReplyDelete
  3. Sibok ajelah kalian bedue tuh... *timpuk pake bus kayu*

    ReplyDelete
  4. Apakah benar harus ada uang jaminan sebesar 2 juta untuk masuk johor bahru?

    ReplyDelete