Celoteh Random
Haiyyyaaaaa,,,,,,,,, ternyata harga DVD bajakan di batam
sudah pada naik 50%. Jadi, satu keping DVD dijual dengan harga Rp.15.000. Kalo
dipikir-pikir nggak ada sih factor yang harus menaikkan harga tuh barang untuk
dijual, seharusnya mereka menurunkan harga daripada harus menaikkannya.
Coba deh toke DVD bajakan itu berpikir, sekarang jamannya
dah canggih chuy… Sudah banyak orang yang bisa mengakses internet dengan
gratis, malahan keberadaan warnetpun terancam. Dulu, harga mau akses internet diwarnet
cukup muahal perjamnya. Sekitaran Rp.6000/jam, waktu jaman gue masih mengenakan
seragam putih abu-abu. Dan sekarang Cuma Rp.3000/jam.
Nah, pastinya dengan mengakses internet kita bisa download
pilem dengan gratis dunkzzzzz…
Terus, kenapa harga DVD bajakan
harus naik ? *tanyakan pada rumput yang bergoyang*
Dan yang paling gue sebel di acara kepotaiment (infotaiment)
berita tentang si brondong yang notabene penyanyi dangdut menikah sama si janda
yang kaya raya. Setiap hari diberitakan kehidupan rumah tangga mereka yang
tidak penting, selalu diliatian rumah mereka yang megah bak istana boneka. -__-“
Dan yang apesnya lagi, tuh acara kepotaiment disetiap
saluran televisi Indonesia selalu ada. Malahan
disiarkan dalam 3 kali sehari (pagi-siang-sore), dan mereka sering
memiliki berita yang sama, yang lagi hot-hotnya berita tentang kisah si
berondong diatas tadi.
Emang sih gue suka liat2 juga
acara kepotaiment tersebut secara sekilas, tapi gue liat topik beritanya
tentang apa dulu. Kalo masalah peluncuran pilem, syuting pilem atau berita yang
berbau dunia perpileman. Gue lebih tertarik untuk meyimaknya daripada kehidupan
si artis yang tidak penting.
Waktu gue dan teman gue lagi makan di warung pinggir jalan,
kami dihampiri oleh 3 orang wanita yang lagi mencari nafkah dengan cara mereka
sendiri-sendiri. Pertama, kami dihampiri oleh wanita setengah baya yang bermata
sipit. Dia menawarkan kami makanan ringan yang bungkusannya sudah lecek dan
tidak pantas untuk dijual lagi. Otomatis, kami langsung menolaknya dong… Tapi
dia tetap ngotot untuk kami membelinya, dengan taktik dia berdiri disamping
kami cukup lama. Akhirnya, tuh orang pergi juga…
Yang kedua, kami dihampiri oleh wanita yang sudah cukup tua
dengan memakai jilbab dan menenteng ember kecil ditangannya. Dan menyodorkannya
ke kami untuk mengisi ember tersebut dengan selembaran uang dengan jumlah
sukarela. Gue berpaling dan teman gue yang merespone wanita tua tersebut.
Setelah dikasih uang sama teman gue, tuh orang bilang terima kasih dan langsung
pergi.
Nah, wanita ketiga yang menghampiri kami ini yang menurut
gue sangat special dalam mencari nafkah. Awalnya, keberadaan dia menghampiri
kami dengan basi basi BLA BLA BLA… Nggak gue respone, cuma anggap sepintas
lalu. Pikiran gue, paling sama kayak wanita yang kedua tadi.
Ternyata, dari awal dia menhampiri kami dengan basa basi
yang tutur katanya dengan sopan. Kira-kira begini percakapannya:
Ibu itu : “Permisi, ibu cuma mau minta sedekah dari kalian”
Teman Gue: “Ibu mau makan ?”
Gue: *buang muka *
Ibu itu : “nggak nak, alhamdulilah ibu sudah makan tadi dan sudah kenyang. Ibu Cuma mau minta sedekah aja dari kalian. ”
Teman Gue: “Kalo ibu mau makan, duduk disini disamping saya. Nanti, saya pesanin”
Gue: *masih tetap berpaling dan tidak berani meliat muka ibu itu*
Ibu itu : “Tidak nak, terima kasih”
Teman Gue: *dengan suara pelan tanya ke gue* “kau ada duit kecil ?”
Gue: *mengangguk*
Teman Gue: “kasihlah…”
Gue: *keluarin dompet dan memberi ibu itu uang*
Ibu itu : “Terima kasih nak. Maaf, kalo ibu boleh Tanya. Apakah kalian muslim ?”
Gue : “saya yang muslim, kalo dia tidak” *sambil nunjuk ke teman gue*
Ibu itu : *ibu itu langsung mengangkat kedua tangannya, dan mulutnya komat-kamit mendoakan kami *
Gue : *mengangkat kedua tangan dan ikut mengamini doa ibu tersebut*
Teman Gue: *Ikut berdoa dengan menyatukan jari-jari kedua tangan mengepal secara berdoa dalam agama kristen*
Teman Gue: “Ibu mau makan ?”
Gue: *buang muka *
Ibu itu : “nggak nak, alhamdulilah ibu sudah makan tadi dan sudah kenyang. Ibu Cuma mau minta sedekah aja dari kalian. ”
Teman Gue: “Kalo ibu mau makan, duduk disini disamping saya. Nanti, saya pesanin”
Gue: *masih tetap berpaling dan tidak berani meliat muka ibu itu*
Ibu itu : “Tidak nak, terima kasih”
Teman Gue: *dengan suara pelan tanya ke gue* “kau ada duit kecil ?”
Gue: *mengangguk*
Teman Gue: “kasihlah…”
Gue: *keluarin dompet dan memberi ibu itu uang*
Ibu itu : “Terima kasih nak. Maaf, kalo ibu boleh Tanya. Apakah kalian muslim ?”
Gue : “saya yang muslim, kalo dia tidak” *sambil nunjuk ke teman gue*
Ibu itu : *ibu itu langsung mengangkat kedua tangannya, dan mulutnya komat-kamit mendoakan kami *
Gue : *mengangkat kedua tangan dan ikut mengamini doa ibu tersebut*
Teman Gue: *Ikut berdoa dengan menyatukan jari-jari kedua tangan mengepal secara berdoa dalam agama kristen*
*setelah ibu itu selesai mendoakan kami, diapun pamitan
untuk pergi*
Nah, yang membuat gue terkesan adalah ibu itu mau memberikan
timbal balik kepada orang yang telah memberikan dia sedekah. Walaupun Cuma doa,
tapi dia mau berdoa dengan ikhlas untuk kita…
Gue baru pertama kali dihampiri
orang yang minta sedekah seperti itu.
Waktu itu begitu cepat berlalu tanpa kita sadari, tak terasa
sudah dipertengahan bulan juni. Dan gue masih belum dapat pekerjaan alias
menganggur dari awal bulan maret kemaren sampai sekarang. Mengikuti test atau
interview dari berberapa perusahaan sudah dijalani, Cuma belum rejekinya kali
yah. Mereka belum memberikan kabar selanjutnya untuk test tahap berikutnya.
Semoga awal bulan ini (juli) ato secepatnya dapat
peruntungan baru buat gue. Amin… *wish me luck*
0 comments