Liburan ke Melaka part 1

by - Wednesday, June 14, 2017

Saya adalah tipe pejalan yang santai, maksudnya tidak terlalu ngoyo harus datang ke banyak tempat wisata dalam satu kota atau negara. Kalo waktu tidak memungkinkan untuk kesana ya sudah, mungkin lain waktu dan kesempatan saya akan datang ke tempat yang belum saya jelajahi di kota atau negara yang sudah pernah saya kunjungi. Saya lebih mementingkan menikmati ke satu tempat objek wisata daripada mengunjungi banyak tempat objek wisata tapi tidak menikmatinya.
   
Dan saya tidak suka liburan terikat dengan waktu. Maksudnya harus membatasi datang ke tempat A selama 30 menit, habis itu ke tempat B selama 1 jam dan ke tempat C selama 30 menit. Saya mengatur waktunya se-fleksibel mungkin, sudah bosan ke tempat A maka pindah ke tempat B. Sudah puas menjelajahi ke tempat B maka beralih ke tempat C dan seterusnya. Nah, ada waktu yang saya prioritaskan memang harus dikondisikan sedemikian rupa. 

Misalnya untuk jadwal tranpsortasi, kalo jadwal pesawatnya harus berangkat jam satu siang. Berarti saya harus sudah berada di bandara minimal dua jam lebih awal dari jam keberangkatan. Dan saya akan berusaha untuk tidak terlambat.

*Kembali ke judul postingan* 

Beberapa bulan yang lalu saya liburan ke Melaka - Malaysia bersama kedua teman kerja saya. Liburan bersama teman-teman itu susah - susah gampang, mulai dari mecocokkan waktu libur kita sampai sudah sampai ditempat objek wisata pun harus bernegosiasi untuk mengunjungi tempat yang kita inginkan. Maklum, tiap orang pasti memiliki kemauan yang berbeda-beda.

Cuma kesamaan kita itu pejalan yang santai, tidak terlalu ngoyo harus berkunjung ke banyak tempat objek wisata. Dan liburan bersama teman-teman itu jatuhnya lebih murah, kita share cost mulai dari biaya kamar hotel sampai biaya taksi. Tapi yang menyebalkan itu, kita memiliki ego masing-masing dan harus musyawarah mufakat untuk berkunjung ke suatu tempat objek wisata. Harus semuanya sepakat baru kita kesana dengan bersama-sama.  

Contohnya, saya mau menaiki boat yang menelusuri sungai Melaka tapi teman-teman saya enggan menggubrisnya. Sampe saya niat dalam hati kalo mereka tidak mau biar saya sendirian aja yang naik. Akhirnya mereka mau juga sih, cuma yah gitu saya harus membujuk mereka. Ada lagi teman saya mau mengunjungi Masjid Apung yang berada ditepi laut, rencananya mau sholat subuh disana biar kita bisa sekalian melihat sunrise atau sholat ashar disana biar bisa sekalian melihat sunset. Nyatanya kita pergi kesana habis sholat maghrib, itupun sholat maghribnya dihotel baru kita berangkat. Kalo dia tidak pesan uber dan mobilnya sudah menunggu kita dibawah palingan kita akan molor lagi kesananya.  Huahahahahaaaaa....

Satu lagi teman saya mau menyewa motor-motoran listrik. Harga sewanya sih setengah jam cukup mahal, disepanjang perjalanan dia nego ke kami biar mau deal sewa motor-motoran itu. Sampe dia bilang bakalan bayar segini (lebih besar) dan kami bayarnya segini (sisanya dibagi dua). Karena tidak tega juga kita lihat dia nanti kumpunan, yah sudahlah kita sewa juga motor-motoran listrik itu biar semuanya pada puas dan win-win solution. :-)

Saya suka dengan suasana kota Melaka perpaduan masa lalu (klasik) dengan modern. Semua objek wisatanya tertata dengan rapi dan terawat. 

Tidak banyak yang kami telusuri di kota Melaka - Malaysia, tapi puas deh tiga hari disana. Ceritanya bakalan saya sambung karena intro-nya aja sudah sepanjang ini. Heheheheheheeee....

Perjalanan kami dimulai dari pelabuhan Harbourbay - Batam ke Stulang Luat - Johor. Harga tiket kapalnya pulang - pergi Rp. 285.000 (Sudah termasuk pajak Rp.65.000). Dan lama perjalanannya kurang lebih 2 jam.


Kami berangkat hari jumat jadi sholat jumat dulu di masjid yang dekat pelabuhan Stulang Laut. Teman saya langsung beli kartu Malaysia buat internetan setelah tiba di Johor, memang membantu banget kita beli kartu perdana handphone disana. Karena kita transportasinya pesan uber, biaya naik uber lebih murah dibandingkan naik taksi. Tapi uber ini masih isu sensitif juga di Malaysia, para taksi tidak setuju dengan keberadaan uber. Ongkos dari Stulang Laut ke Larkin aja naik uber cuma RM. 11 sedangkan naik taksi RM. 20. Nah, kalo kita share cost sama teman kan jatuhnya lebih murah. 

Setelah sholat jumat kami bukan langsung ke Larkin tapi ke Putri Harbour dulu untuk update poto di sosial media karena ada tempat yang kece. Heheheheheeee............

Sayang sih kemaren hujan jadi kita tidak dapat poto yang kece disana. :-(



Poto diatas itu semuanya terbuat dari bambu dan karena cuaca mendung terus hujan jadi kami cuma sebentar doang main kesananya. Habis itu langsung ke Larkin, Ongkos dari Stulang Laut ke Putri Harbour RM. 24 dan Putri Harbour ke Larkin RM.21 naik uber.

Untuk cerita selanjutnya bersambung ke Part berikutnya yah... #wasalam


You May Also Like

1 comments

  1. behh kerenn wakk love love gituuu jadi pengen adek bangg ajakalaahh juga

    ReplyDelete