Perjalanan Ke Negeri Seberang (Part 5)

by - Saturday, March 19, 2011


PART 5

Menaiki Bus ternyata lebih mengasyikkan daripada MRT di Singapore. Pemandangannya lebih kelihatan indah karena kita bisa melihat nuansa kota dengan bentuk bangunan modern  yang bertata rapi dan bersih. Kalo menaiki MRT Cuma bisa melihat terowongan yang gelap dan pemandangan kota yang tidak kelihatan jelas.

Bus yang kami tumpangi ke Kuala Lumpur dengan kecepatan yang tidak laju mengitari kota Singapore yang sangat indah, serasa aku lagi mengikuti Tour kota dengan menggunakan Bus Tour. Memang Negeri Seberang yang kecil ini, aku tidak pernah bosan untuk mengunjunginya.

Ibarat pepatah “Kecil – Kecil Cabe Rawit”. Biarpun kecil Negara Singapore ini tapi mereka beberapa kali berhasil menjadi tuan rumah dalam acara bergengsi di mata Dunia International. 

Kami melewati daerah Tuas untuk pemberangkatan ke Kuala Lumpur. Rasanya sedih juga harus meninggalkan Negeri Seberang ini. Masyarakatnya yang ramah tamah, walaupun mereka sedikit cuek tapi Chemistry di Negeri Seberang ini sudah mulai menyatu di dalam jiwaku.

Entah apa yang akan terjadi nasib kami di Negeri Seberang “Malaysia”. Memang Negara kita lagi berseru tegang dengan Malaysia. Mulai dari masalah budaya, tenaga kerja Indonesia sampai kejuaraan pertandingan olahragapun kita berselisihan dengan mereka. Banyak aku membaca komen – komen dari dunia maya yang saling menjelek – jelekkan kedua Negara tersebut <Indonesia - Malaysia>.

Apakah nanti akan memperngaruhi kami berlibur ke sana ?!. Oh, Tuhan lindungilah hambamu ini dari fitnah dan orang – orang yang berniat jahat kepada kami. Amin……

Setelah Bus sudah berada di daerah Tuas, tempat perbatasan Singapore dan Malaysia. Semua penumpang disuruh turun dan memasuki gedung Imigrasi Singapore untuk di cap PASS passport-nya menyatakan bahwa kita sudah keluar dari Negara ini. 

Di kantor Imigrasi Singapore aku dan temanku tidak ada hambatan. Dan Bus pun melaju ke jembatan yang menghubungkan Negara Singapore dan Malaysia. Sampai lah kita di daerah Johor - Malaysia.

Selang dari beberapa kilo meter dari jembatan penghubung kedua Negara tersebut, kita memasuki kantor Imigrasi Malaysia. Disini aku ditanya basa – basi aja sama petugas Imigrasi Malaysia. Yup, setelah barang – barang lewat dari scan barang. Kamipun langsung bergegas masuk ke dalam Bus.

Di Johor mata kita disuguhkan pemandangan dengan perkebunaan Kelapa Sawit yang berhektar – hektar panjangnya. Kelihatan sangat indah sekali pemandangan warna hijau yang dipaparkan dan dibaluti dengan kabut.

Johor termasuk iklim Hutan Hujan Tropis, jadi jangan heran kalo beberapa kilo meter kedepan kita bisa kehujanan dan beberapa kilo meter kedepannya lagi tidak hujan. Dan lebih lucunya lagi iklan dashboard di tepi jalan raya tulisannya melayu gitu. Sedikit agak janggal aku  membacanya. <Maaf bukan bermaksud untuk mengejek>

Di dalam Bus aku luangkan waktu untuk istirahat. Lumayan hanya tidur saja kerjaku dan menahan lapar. Sumpah, perut ini terasa membelit dan melilit karena lapar. Tadi pagi aku cuma makan buah aple satu biji. Dan salahnya lagi belum tukar uang ke Ringgit Malaysia.

Di Johor banyak  disediakan tempat peristirahatan bagi pelancong yang menggunakan Bus. Jadi, pemerintahan Malaysia banyak mendirikan bangunan persinggahan yang berisi  toilet dan tempat ibadah.

Perjalanan Bus ini Cukup jauh untuk sampai ke Kuala Lumpur.  Kalo kemarin kita capek dengan berjalan kaki tapi kali ini kita capek untuk duduk manis kurang lebih selama 5 jam.

Tapi Pemandangan dengan hamparan perkebunan kelapa sawit yang hijau, membuat mata ini mengagumi keindahan alam di Malaysia. Sedih dan prihatin buat kami saat supir Bus memberhentikan Bus ke tempat rumah persinggahan. Disana banyak jualan makanan ringan dan buah – buahan. 

Karena duit aku di dalam dompet masih Dolar Singapore dan tak ada sepersenpun Ringgit Malaysia. Kami hanya bisa melihat mereka berbelanja makanan ringan untuk mengganjal perut. Padahal perutku sudah lapar sekali, tapi tak masalah. Aku bisa balas dendam untuk makan sebanyak – banyaknya atau sekenyang – kenyangnya jika sampai di Kuala Lumpur nanti.

Memang hati ini tidak sabar untuk melihat Kuala Lumpur. Dalam benakku, pasti Kuala Lumpur sangat metropolitan dari Singapore. Banyak bangunan yang menjulang tinggi yang akan menemani Menara Kembar Petronas yang menjadi landmark Negara ini.

Tapi lama sangat untuk sampai ke Kuala Lumpur mungkin sudah ratusan kilometer kita lalui melalui Bus dalam perjalanan tadi dan belum sampai juga ketujuan.

Dari kejauhan menara kembar Petronas mulai kelihatan dan pemandangan perkebuanan Kelapa Sawit mulai pudar digantikan dengan perumahan biasa. Ternyata kita tadi melewati jalan TOL-nya Malaysia sehingga jalan raya berukuran Lebar dan bebas hambatan.

Setelah keluar dari gerbang jalan TOL baru kelihatanlah kondisi aslinya jalan di Malaysia. M.A.C.E.T dan jalan semberautan karena mobil bisa sesuka hati berhenti di tepi jalan.

Buyarlah halusinasiku tentang Kuala Lumpur. Ternyata sama seperti di Indonesia, jalanan Macet dan dinding – dinding jalan banyak terdapat coretan yang tidak jelas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dan Sodara – Sodara ku, Bus tadi berhenti Pas di depan Gedung Mall “Time Square” Malaysia.

Jadi tempat transit Bus dari Malaysia ke Thailand atau Malaysia ke Singapore ternyata tidak ada tempat pemberhentian khusus tapi berhenti di tepi jalan begitu saja. OMG, sangat semberautnya kota ini.

Kamipun keluar dari Bus dan mengambil barang bawaan dari dalam bagasi Bus. Kami langsung masuk kedalam Mall untuk menukarkan duit dolar Singapore ke Money Change.

Susah banget mencari bagian informasi disini, kita sempat berjalan turun naik escalator dari lantai ke lantai tapi tidak menemukan Money Change. Dan di bagian informasi tidak ada petunjuk ataupun MAP untuk pelancong. Tapi dengan hilir mudik yang tak jelas, kamipun menemukan Money Change tersebut.

Tanpa panjang lebar lagi aku dan temanku langsung bergegas menukar Dolar Singapore ke Ringgit Malaysia. Temanku membuka peta Malaysia yang sudah disiapkannya jauh – jauh hari setelah searching di Internet.

Kami binggung harus menginap dimana, karena penginapan belum dipesan. Rasa was – was dan panik sempat masuk kedalam benakku. Akhirnya aku dan temanku setuju kalo kami harus keluar dari gedung Mall tersebut. Mall Time Square cukup luas dan besar. Bayangkan aja ada belasan lantai didalamnya. 

Kami tidak tertarik bejalan didalam di Mall tersebut. Karena tujuan utama kami sekarang mencari penginapan untuk istirahat dan meletakkan barang – barang bawaan kami. Khususnya buat aku yang masih menyeret – nyeret koper dan menjinjing tas ransel.

Kami mencoba berjalan dan mencari di belakang gedung Mall tersebut. Mencoba Tanya hotel penginapan yang terlihat di depan mata, ternyata kamar sudah full. Rasa lelah dan lapar menjadi satu, dalam benakku pokoknya kalo ada kamar kosong harus segera dipesan dan tidak peduli mau mahal atau murah. Harus aku ambil dan tidak peduli apakah temanku setuju atau tidak ?!.

Akhirnya kami berhasil mendapatkan kamar kosong di hotel kelas menengah. Harga kamar kami RM.98 permalam. Bagiku tidak masalah dengan harga segitu karena harga tersebut dibagi menjadi dua.

Kamarnya cukup bagus, terdapat dua tempat tidur single yang terpisah, AC, TV dan kamar mandi mungil yang bersih. Aku sangat nyaman banget dengan kamar ini, tapi sayangnya kami hanya sebentar untuk beristirahat dikamar ini karena harus tergesa – gesa untuk ke menara kembar Petronas untuk berfoto ria. Hehehehehehehe…….

Harus aku akui, masyarakat disini kurang ramah dan tidak bersahabat sama kami. Tidak tahu jelas penyebabnya, setiap kami bertanya ke petugas atau masyarakat sekitar. Mereka kurang antusias untuk memberikan jawaban bahkan mereka sendiri tidak tahu bagaimana caranya ke pelabuhan. Pokoknya sulit banget untuk mencari informasi. 

Perjalanan kami diawali dari Station Monorail Imbi ke Station Monorail Bukit Nanas untuk ke menara kembar Petronas. Disini monorailnya harus beli tiket sekali jalan ke Setiap Station Monorail yang akan kita tuju. Harga disetiap pemberhentian Station Monorail rata – rata kurang lebih satu ringgit beberapa sen. Monorailnya ada supirnya loh, jadi dioperasikan secara manual, terus kapasitas monorail sama kapasitas penumpang berbanding terbalik.

Aku dan temanku sempat terpisah, dia sudah didalam monorail dan aku masih diluar. Karena aku tidak sempat masuk kedalam monorail karena pintu keburu untuk ditutup. Kamipun hanya celingak – celingukan dan memakai bahasa isyarat untuk saling tunggu di Station Monorail berikutnya.

Entah kenapa, jalan raya terasa sepi dan bangunan – bangunan yang menjulang tinggipun terasa hambar karena tidak ada penghuninya. Apakah masyarakat disini lagi berlibur dan melancong ke Negara tetangga atau kota ini sepi karena banyak pekerja Indonesia yang mencari nafkah disini dipulangkan secara paksa karena dokumen izin pekerja illegal. Entahlah………………..

Sebelum kami sampai ke Menara Kembar Petronas, kami mencari makanan dulu untuk mengisi perut yang belum sempat diisi dengan makanan dari tadi pagi. Ada acara festival gitu disana tapi keadaan sekitar cukup sepi. Kamipun menghampiri festival itu untuk mencari makan. Tanpa basa – basi lagi aku langsung beli dan melahap makanan yang ada disana.





Setelah perut kenyang kami melanjutkan perjalanan ke Menara Kembar Petronas dengan jalan kaki. Akhirnya kami pun sampai, disini juga sepi hanya ada beberapa pengunjung aja yang datang kesini untuk berfoto ria ala narsis bin najis tralala. Yoi, tidak mau ketinggalan, kami pun ikut dengan sukaria berpose ria untuk meramaikannya. :-)

Disini ternyata banyak calo juga, aku sempat ditawarkan sama bapak – bapak untuk membeli hape nokia E71. Dengan ramah dan senyum yang manis aku menolak tawaran bapak – bapak itu <Ya iyalah, masak jauh – jauh datang kesini untuk beli hape yang tak jelas itu>.

Kami kurang beruntung karena tidak bisa masuk ke dalam gedung dan tidak bisa melihat pemandangan dari atas Menara Kembar Petronas.  Ya sudahlah, kami juga datangnya kesorean. Kira – kira jam lima sore tiba disana waktu setempat. Aku sempat bertanya ke petugas penjaganya, katanya gedung sudah tutup dan disuruh datang besok pagi untuk datang lagi kalo mau masuk ke gedung ini. Aku bertanya lagi untuk  kepastian jam berapa paginya, dia pun tidak memberikan jawaban yang pasti hanya suruh datang pagi aja. :-(

Sebelahnya Menara Kembar Petronas itu ada Mall yang megah dan berstandar International. Berhubung aku lagi sakit perut dan kebelat mau buang hajat. Jadi Nyobain deh toilet disana. Ternyata sodara – sodara, masuk ke toilet didalam Mall ini bayar RM 2. Alamak, bukannya toilet itu sudah termasuk fasilitas umum dan apalagi di dalam Mall yang megah ini. Kenapa harus berbayar ??? :-(

Setelah puas dengan berpose ria kami lanjutkan perjalanan ke Menara Kuala Lumpur. Kalo di Indonesia tepatnya di Jakarta  kita juga punya loh tower seperti itu. Namanya  menara TVRI.

Dari Station Monorail Bukit Nanas kami harus ke Station Monorail Raja Chulan untuk sampai ke Menara Kuala Lumpur. Lagi – lagi harus berjalan kaki ketempat itu, karena transportasi umum tidak kelihatan lalu lalang ketempat Menara Kuala Lumpur.

Perjalanannya cukup jauh dari Station Monorail Bukit Chulan ke Menara Kuala Lumpur. Kakiku tak tahan menahan lelah, sampai – sampai aku berjalan pincang sebelah dan lambat. Manalagi kita harus naik bukit gitu. :-(

Jalan raya terasa sepi banget dan banyak juga terdapat sampah yang berserakan di tepi jalan. Dan lucunya lagi di Kuala Lumpur, mereka mengiklankan Negara lain untuk pergi melancong. Negara Taiwan lah yang mereka promosikan. Begitu banyak iklan Negeri Taiwan yang mereka pajang di tembok rel monorail dan tembok tempat peneyeberangan pejalan kaki.

Akhirnya aku sampai juga didepan pintu masuk Menara Kuala Lumpur dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Harga tiket masuk ke puncak Menara Kuala Lumpur seharga 30-an Ringgit Malaysia.





Saat menaiki lift ke puncak Menara Kuala Lumpur nafasku semakin sesak dan didalam telinggaku terasa dengungan. Panjang menara ini aku tidak tahu berapa meter ?!. Sesampai dipuncak baru kelihatanlah pemandangan Malaysia dengan jelas dari sini. Bangunan – bangunan tinggi seolah – olah menjadi miniature replica bangunan di Malaysia.

Setelah puas melihat pemandangan dari atas, kamipun turun dan melihat wahana hiburan disekitarnya. Wahana sekitar Cuma ada kebun binatang yang mini sekali, didalamnya Cuma ada koleksi binatang reptil melata, burung, monyet, kura-kura dan lain-lainnya.


Disini kita bisa berfoto sama kuda, jadi seolah – olah kita menunggangi kuda padahal Cuma duduk diatasnya aja tanpa ngapa – ngapain. Dan ada juga bermain game mobil balap Ferari.

Perjalanan pulang, ya perjalanan pulang. Aku harus berjalan kaki lagii turun bukit dan jalan beberapa kilo meter untuk sampai ke Station Monorail Bukit Chulan. Hiks…… Memang capek banget, tapi nggak apa – apalah cukup sekali saja aku bermain ke Negeri Seberang ini <Kuala Lumpur>.

Hati ini rasanya rindu baget sama tanah air. Rencanannya kami besok pulang ke Indonesia dari pelabuhan Klang. Senang banget hati ini kalo sudah ngomongin pulang ke Indonesia. :-)

Akhirnya kami kembali ke Hotel untuk beristirahat, sebelumnya kami beli nasi beserta lauk pauk yang dibungkus untuk dimakan di dalam kamar Hotel. Kamar kami terletak dilantai 4 dan Sodara – Sodara !  liftnya itu rusak jadi kami dari pertama datang sampai kembali ke Hotel ini, mungkin besokpun waktu Check Out kami harus menggunakan tangga darurat ini. Yup, aku harus menenteng tuh koper tanpa harus menyeret – nyeretnya lagi. :-(

Setelah makan aku langsung bergegas mandi dan untuk tidur karena besok pagi harus berjalan lagi ke Pelabuhan Klang untuk berangkat ke batam naik Ferry.

Kuala Lumpur, 02  Januari 2011
  
Bangun pagi ini rasanya senang banget, walaupun dibangunkan pagi – pagi lagi sama temanku. Kami akan pulang ke Batam, asyik sudah 4 hari meluntang lantung di Negeri Seberang. Akhirnya, bisa pulang kembali dan berjumpa saudare mare. 

Pagi – pagi kami sudah bersiap – siap untuk berangkat ke pelabuhan. Temanku sudah bertanya ke petugas Hotel bahwa kami harus ke Pelabuhan Klang. Untuk menuju kesana kita bisa naik monorail dulu ke Station KL Sentral baru itu transit ke MRT. Perjalanan ke tempat transitnya lumayan jauh banget, lagi – lagi aku harus berjalan kaki dan menyeret – nyeret koper.

Akhirnya kami sampai juga ke Station MRT-nya. Alamak ! Tangga naik keatas sangat curam banget alias tinggi sekali, mana eskalatornya mati lagi. Lengkaplah penderitaanku di Negeri  Seberang ini. Yup, mau tidak mau aku harus mengangkat koper ke atas.

Dipenjualan tiket temanku bertanya kepada petugasnya. Untuk memastikan kami tidak salah jalan bahwa mau ke Batam harus dari Pelabuhan Klang. Petugas itu tidak tahu pasti apakah disana ada kapal ferry yang berangkat ke Batam. Ya sudahlah, dari pada kita tidak tahu pasti kebenarannya mending dicoba aja dengan modal nekat.

Kamipun sudah menaiki MRT dari KL Sentral ke Pelabuhan Klang. MRT Singapore sich lebih bagus dari MRT disini. Tapi tempat menunggu dan ruang MRT untuk perempuan dibedakan. Jadi bagi wanita, mereka disediakan tempat khusus menunggu MRT dan ruang didalam MRT. Jadi wanita sama pria dipisahkan karena bukan muhrimnya. 

Tapi banyak juga wanita yang tidak pada ruangannya, malahan mau bercampur sama pria. Hehheheheheeee…………..

Untuk sampai ke Pelabuhan Klang dari KL Sentral kita harus melewati 17 Station MRT. Lumayan cukup jauh. Bagiku ini adalah tour travel gratis keliling Malaysia pakai MRT. Akhirnya kami sampai juga dipelabuhan Klang.

Waduh, pelabuhannya kecil dan sepi. Kami langsung disambut sama calo penjual tiket. Ternyata sodara – sodara, pelabuhan disini setiap hari minggu libur. Pas pula hari ini hari minggu jadi kapal ferry berangkat ke Batam tidak ada. Alamak jang ! sudah jauh – jauh kami datang tutup pulak pelabuhannya. Yang ada berangkat ke Dumai jam 09:30 pagi tadi.

Rasa jengkel, marah dan geram menghampiri hatiku. Walaubagaimanapun kami harus pulang hari ini. Plan A temanku sudah gagal total dan kami ke Plan B yaitu berangkat lagi ke Station KL Sentral dan Menuju ke Station Monorail Imbi. Dari situ kami beli tiket Bus ke Singapore dan berangkat ke Batam melalui Harbour front.

Aku hanya diam didalam MRT perjalanan pulang kembali ke Station KL Sentral. Dan masih cemas dalam hati, apakah kami bisa dapat tiket Bus ke Singapore dan di Singapore dapat tiket ferry pulang ke Batam. Sumpah serampah dalam keadaan inipun tidak berguna, kita harus berpikir jernih dan tenang.

Perjalanan pulang ini aku ikhlaskan semua yang terjadi dan banyak berdoa kepada Tuhan supaya hari ini bisa pulang ke Batam dengan selamat. Amin….. Kalo aku melihat dari sudut pandang yang lain apa yang sudah terjadi ke kami itu bisa dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dan berkesan. Walaupun pada saat itu pikiran lagi kacau.

MRT melaju dengan kecepatannya yang standar dan kami harus melewati 17 Station MRT lagi untuk sampai ke Station KL Sentral. Dengan semangat yang menggebu – gebu untuk pulang maka jalan kami dipercepat untuk mengejar beli tiket Bus ke Singapore.

Kami sampai di Station Monorail Imbi jam 11:30 waktu setempat dan langsung tergesa – gesa menyeberang ke seberang jalan untuk membeli tiket Bus ke Singapore. Alhamdulilah, ternyata tiket itu masih ada dan berangkat jam 13:30 waktu setempat. Karena masih ada waktu jadi kami langsung mencari makan di daerah sekitar untuk mengisi perut.

Aku makan ayam goreng Ipin Upin <cuma ayam goreng biasa kok> dan minum es milo. Pelayan disini orang keling alias orang India - Tamil tapi berbahasa melayu. Dan ada seorang pelayan melayu yang bertanya kepada aku kabar vokalis peterporn <peterpan> Ariel apakah sudah keluar dari penjara. Aku jawab belum, lagian aku tidak terlalu mengikuti perkembangan kasus Ariel. 

Setelah selesai makan, kami bersiap – siap menunggu Bus di tepi jalan. Karena disini tidak dibuat halte dan Bus berhenti seenaknya di tepi jalan raya. Akhirnya Bus-nya  pun datang juga yang dari Thailand ke Singapore dan singgah ke Kuala Lumpur.

Bus yang kami tumpangi kali ini bertingkat. Aku dan temanku dapat kursi di atas, rasa agak lega sedikit menghampiri hatiku. Dan kami harus mengejar Tiket Ferry ke Batam. Disepanjang perjalanan aku lalui dengan tidur siang. Hati ini kembali senang dengan melihat hamparan hijau perkebunan kelapa sawit dan perjalanan ini memang sungguh berkesan. Terima kasih Tuhan, KAU telah memberikan pengalaman hidup yang sangat berharga.

Ada Mitos yang mengakatan “Perjalanan pulang lebih cepat daripada perjalanan pergi”. Mitos itu terbukti loh. Kira – kira jam setengah enam sore kami sudah sampai di Halte Golden Mile Complex Singapore. Akhirnya aku kembali ke Negeri Seberang yang kecil mungil ini lagi.

Tanpa basa – basi lagi kami langsung menukarkan Ringgit Malaysia ke Dolar Singapore. Dan hanya menunggu beberapa menit aja Bus ke arah Harbour Front sudah tiba dan kami bergegas masuk ke dalam. :-)

Lagi – lagi aku disuguhkan dengan pemandangan kota yang modern nan rapi. Menaiki transportasi Bus itu lebih menyenangkan karena kita bisa melihat keadaan disekitar kota. Kamipun sampai ke Harbour Front. Tiket ke Batam yang terakhir jam 21:40 waktu setempat.  Dan Alhamdulilah kami dapat tiket itu walaupun harus pulang malam. Barulah hati ini lega, selega-leganya. 

Tiket ferry sudah ditangan maka tanpa basa-basi lagi aku habiskan sisa uang yang ada didompet untuk beli oleh – oleh ala kadarnya.

Kapalpun berangkat…………………………………

TAMAT.

You May Also Like

2 comments