Mewujudkan Mimpi Kuliah di Luar Negeri

by - Saturday, April 23, 2016

Hallooooooo..... Chai-Readers. 

*menyapa pembaca setia blog saya. #tsah #berasabloggerkondang*

Seru juga kali yah, diblog saya ini sebulan sekali ada postingan interview ala-ala dari berbagai narasumber. Seperti postingan ini, saya bedah novel "Rahasia Pelangi" langsung sama penulisnya. Yah, walaupun interview-nya cuma ala-ala tidak bertatap muka langsung dengan narasumbernya dan hanya menggunakan email. Tapi tetap seru menurut saya, bisa menambah wawasan dan pengalaman dari cerita mereka tersebut.

Kali ini narasumber saya lagi kuliah diluar negeri. Sebenarnya, doi ini kakak angkatan saya waktu kuliah dulu. Walaupun doi satu tingkat diatas saya tapi kami diospeknya bareng, kok bisa diospek bareng ?! Soalnya, doi tidak ikut ospek ditahun angkatannya karena alasan tertentu dan buat perjanjian kalo doi harus ikut ospek pada tahun berikutnya. *duh jadi keingat masa - masa ospek dulu... -____________-"*    

Doi ini asli anak Batam lho... *Saya jadi tambah bangga*

Tujuan postingan ini saya buat, siapa tahu ada pembaca blog saya yang ingin kuliah diluar negeri dan negaranya sama dengan narasumber saya yang satu ini. Jadi, bisa memotivasi dan mendapatkan gambaran tentang bagaimana kuliah disana. 

*Kalo saya mah, pengen jalan2 aja kesana bukan mau nerusin kuliah disana... Heheheheheheeee* 

Penasaran dengan narasumber saya kali ini ?! 

Silahkan disimak inteview saya... #cekidot 

- Hallo narasumber saya yang disana... Silahkan memperkenalkan diri ?

Bonjour (halo red) , nama saya chici ramdhaniah, biasa dipanggil cici, asal dari Batam dan sekarang sedang menimba ilmu di negara Napoleon :-)  

- Oiya, kak Cici sekarang lagi kuliah dimana ? 

Sekarang kuliah di Universitas Patheon Sorbonne di kota Paris jurusan Matematika ekonomi dan keuangan, saat ini semester 2.

- Kuliah disana melalui beasiswa atau jalur pribadi kak ? 
Kuliah pakai biaya sendiri, nabung2 gaji dan minta sumbangan sana sini hehehhe... Sebelum berangkat ke Paris juga sudah ngajuin beasiswa cuman kandas alias nggak diterima, kirim proposal ke pejabat2 juga belum ada respon, berhubung memang sudah tekad bulat pengen keluar negeri yah berangkat dengan modal doa dari orang tua saja dan alhamdulillah bisa bertahan sampai saat ini (saya bawa uang hanya 4000euro, kalau di Paris itu hanya cukup untuk biaya hidup 4 bulan :-))

*wouw, makin salut*

- Bisa diceritain sedikit kak ke pembaca blog saya, bagaimana sistem kuliah disana ? 

Patheon Sorbonne atau Paris 1 adalah salah satu kampus yang memiliki jurusan ekonomi yang cukup terkenal di Prancis, berhubung jurusan yang saya ambil matematika ekonomi dan keuangan, jadi kita berkutat diseputar rumus matematika yang kemudian diterapkan di bidang ekonomi dan keuangan sebagai dasar buat mengambil kebijakan, lumayan sulit kuliahnya karena menggunakan matematika murni.

Sistem pengajaran oleh dosennya ya sama dengan di Batam atau Indonesia secara umum, benar2 mirip waktu ambil S1, jadi bingung master disini serasa S1 di Batam :-) dosen benar2 menjelaskan materi dan kemudian memberikan soal untuk dipecahkan bersama-sama. Oh ya sebagai informasi disini jenis master ada 2, yaitu master professional dan master by research, kalau master profesional semester akhir hanya berupa magang diperusahaan dan diakhiri dengan membuat laporan magang trus lulus deh, kalau master by research berarti semester akhir mahasiswa musti buat thesis (bedanya di kampus saya, jika ambil master profesional tidak akan bisa lanjut S3, karena jenjang buat S3 harus ambil yg by research) satu lagi yang unik disini, sistem kuliah terpisah antara tahun pertama dengan tahun kedua, dalam artian jika tahun pertama nggak lulus 1 mata kuliah, dijamin nggak bakalan bisa lanjut tahun kedua, musti ngulang setahun dulu untuk selesaikan yg gagal.

 
- Bagaimana dengan biaya hidup disana ?  

Biaya hidup di Paris memang paling mahal dibanding kota lainnya, apa2 mahal... Biaya sewa studio/ apartement yang sangat menguras kantong, di Paris sewa studio paling murah 500 euro (ukuran studio kecil kira2 15m2), kalau mau murah coba cari pemilik rumah yang “contre service” maksudnya kita dapat tempat tinggal gratis tapi bantuin sipemilik rumah, biasanya sih cuman anterin anak ke sekolah dan babysitting 2x seminggu. Kalau mau nyaman pemerintah Prancis menyediakan studio khusus buat mahasiwa (saya pakai fasilitas ini) syaratnya cuman menunjukkan kalau kita punya beasiswa (sehingga ada penjaminnya). Biaya transportasi bulanan buat yang berumur kurang dari 26 tahun cuman 35 euro sebulan, tapi buat yang tuwir seperti saya 70 euro perbulan, itu udah akses transport naik bis, metro dan tram sepuasnya sebulan. Kalau mau irit bisa langganan sepeda 20 euro pertahun (tapi kalau jarak rumah sama kampus jauh bisa gempor juga :-( ). Nah yang paling enak Paris dibanding kota lainnya adalah di Paris ada KBRI, so jika rajin2 kesana bisa nimbrung acara dan bisa pulang dengan membawa makanan gratis (bisa stok buat 2 hari hahahaha)

Kultur disini masyarakatnya harus sudah internasional, secara pusat mode dan ibu kota negara gituuuu, tapi masyarakat disini masih ada yang awam sama bahasa inggris, terutama untuk urusan administratif, jika nggak bisa bahasa prancis tamat sudah riwayat nggak bakalan dilayanin (tapi bisa bawa teman kok buat terjemahin :-)) terus yang namanya kota besar juga masyarakatnya individualis, semuanya sibuk dengan urusan masing-masing..

Yang paling menarik disini adalah hari minggu, hampir semua pertokoan tutup bahkan untuk level galerie la fayette pusat shopping lux juga tutup (kalau kita mah hari minggu malah rame mall nya :-) ) karena disini week end terutama minggu, itu adalah hari keluarga, sesibuk apapun orang tua, pasti hari minggu mereka bakalan jalan bareng sama anak2nya, begitu juga dengan pekerja, bahkan ada aturan tenaga kerja, bahwa perusahaan yang buka di hari minggu kudu gaji pegawainya 2 kali lipat gaji harian.


- Apakah kak cici pernah merasa "culture shock" dan "home sick" selama berada dinegara orang ?
 
Kalau culture shock, syukurnya enggak, masih banyak orang2 baik disini yang bisa dimintai tolong dan sebelum kesini juga sudah observasi sama nanya sama teman PPI. Paling kerasa disini adalah home sick, kangen sama orang tua, saudara, tukang sate, tukang ojek dan semua fasilitas yang ada di Indonesia (kangen sama semua abang2 yang jualan makanan) karena disini apa2 harus siapin sendiri, kalau mau makan harus masak (kalo males masak bisa tewas juga dompet, soalnya satu porsi makanan harganya 10 euroan), cuman kalau boleh jujur, sampai sekarang saya masih nggak percaya kalau udah di Eropa (lebay ya :-) )


Kangen matahari, disini dingin bingit, cuman pas summer aja terasa seperti Batam itu juga cuman dua bulan, habis itu siap2 sama cuaca dingin.

- Apakah para mahasiswa international bisa bekerja part time kah disana ?

Ini enaknya disini, setiap mahasiswa baik internasional maupun mahasiswa asli sini, punya hak buat kerja 20 jam perminggu atau maksimal 80 jam perbulan dan itu sudah di perlakukan seperti pegawai sini, jadi buat yang nyari kerja part time bener2 terbuka disini.

Paris dari segi kebutuhan hidup memang mahal, cuman dari segi pemasukan juga lumayan, di Paris banyak peluang buat jdi tour guide, sehari bisa dapat 100 euro (kalo kerja sabtu minggu aja so sebulan dapat 800), selain itu warga indonesia di Paris lumayan banyak, yah kalau mau kerja beberes rumah sama jagain anak, bisa dibayar 10 euro per jam, kerja di restauran juga bisa. Jadi peluang buat kerja bisa disini. FYI saya sampai sekarang hidup dan kuliah bener2 dari kerja sambilan, alhamdulillah.
 
 
- 10 hal perbedaan yang terjadi dalam kehidupan kak cici selama di Perancis ?
Perbedaan yang paling terasa bagi saya disini adalah

1. Cuaca (biasa gerah di Batam disini dingin semriwing)

2. Lebih rajin masak sendiri (nggak ada warung padang atau warteg)

3. Kudu rajin jalan buat transportasi (nggak ada abang ojek yang nganterin ke stasiun kereta)

4. Jarang mandi (bukan karna malas atau dingin, cuman memang nggak ada keringet plus kalo sering mandi nggak bagus buat kulit)

5. Lebih sering makan keripik kentang daripada keripik singkong (kusuka keripik singkong beli di Koperasi KBRI 52ribu rupiah hiks )

6. Harga tempe lebih mahal dari daging, jadi puas2in makan tempe yaaaaaa

7. Biaya kuliah murah (cuman 350 euroan pertahun buat master)

8. Dapat pengalaman bertemu dengan para tokoh intelektual (akses ketemunya lebih mudah :-) )

9. Lebih dewasa dan mandiri

10. Nggak ada mama yang masakin makanan, nggak ada papa yang suka ngajakin sholat jamaah, nggak ada si adek yang suka gangguin dan mintain jajan :-(.
 

- Pertanyaan terakhir, bisa kasih wejangan (pesan/tips) kepada pembaca blog saya yang mau kuliah diluar negeri ?  

Pesan buat yang mau kuliah di luar negeri

1. At least harus punya dasar bahasa Prancis, in case jika bertemu dengan orang yang bener2 nggak bisa bahasa inggris (jika ingin kuliah di Prancis yaaaa, ocassional case soalnya)

2. Nabung dari sekarang atau coba cari beasiswa

3. Bisa langsung gabung di facebook Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) setiap kota dan negara ada,,,jadi jangan malu buat nanya di forum, kakak2nya baik kok

***
Terima kasih kak cici sudah mau berkenan menjadi narasumber interview ala-ala saya diblog ini. Semoga kuliahnya lancar dan tamat tepat waktu yah kak... Dan semoga ada yang terinspirasi dengan hasil interview saya bersama kak cici diatas. Amin...

Nah, postingan berikutnya siapa lagi yah yang jadi narasumber interview ala-ala saya diblog ini ?! 

Makanya, kamu harus selalu berkunjung diblog ini yah. :-) #wasalam #pamit

Poto dokumentasi dari kak cici...

Apartement Mahasiswa
Taman dekat apartement









You May Also Like

13 comments

  1. Wah, mantep banget mas Chay. Paris emang kota penuh kenangan, super cantik, dan paling mahal yang pernah aku cobain mampir waktu jalan-jalan ke Eropa. Buat kalian yang mau kuliah, dan ga masalah negara mana aja, bisa cobain cari info di Swedia (gratis katanya) atau Jerman (gratis juga katanya).

    Good article nevertheless!

    ReplyDelete
  2. Wuidih keren... Kuliah di kampus Sorbonne.. Jd ingat Andrea Hirata.. *pasangemoticon love love..

    Ulasan wawancara yang menarik.

    Salam,
    Song Hye Kye---> catatantraveler.com

    ReplyDelete
  3. Baca Sorbonne langsung inget Laskar Pelangi... Keren! Salam kenal mbak Cici.. :)

    ReplyDelete
  4. Baca Sorbonne langsung inget Laskar Pelangi... Keren! Salam kenal mbak Cici.. :)

    ReplyDelete
  5. Keren ya..dengan keinginan yg kuat, walau nggak banyak duit tetap bisa kuliah di luar

    ReplyDelete
  6. Keren bang interviewnya, liputannya tentang kak Chici, senior saya di kampus juga :)

    ReplyDelete
  7. Duuh mupeng. Tapi ingat umur masih mampukah bersaing nyari beasiswa ke luar negeri? Salam kenal Kak Cici.

    ReplyDelete
  8. Best article chae, like this so much (sunan)

    ReplyDelete
  9. keinginannya kuat jadi dia bisa mewujudkan apa yang ia impikan, keren..

    ReplyDelete